14/05/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Hampir 2 Tahun Tinggal di Kandang Ayam, Akhirnya Nek Saki Punya Rumah Layak Huni

3 min read

[ A+ ] /[ A- ]

BANTEN – Setelah hampir dua tahun tinggal di kandang ayam, akhirnya Nek Saki (70) memiliki rumah yang layak huni. Tim #MariMembantu Kantor Berita Kemanusiaan (KBK) dan LPM Dompet Dhuafa yang menggalang dana untuk Nek Saki secara online dan offline menyalurkan bantuan tersebut.

Sekitar Pukul 14.00 WIB, Kamis (10/8/2017), Tim KBK dan LPM sampai di Kampung Surung Sungut, RT14 RW03, Desa Cibungur, Kec. Sukaresmi, Kab. Pandeglang, Banten. Didampingi Relawan Lokal Ahmad Yani, secara simbolis bantuan pembaca KBK melalui KitaBisa.com dan donasi dari donatur LPM Dompet Dhuafa sebesar Rp10 juta, diserahterimakan kepada Nek Saki.

Setelah itu, tim langsung menuju Toko Material yang di Jalan Panimbang sekitar 5 Km dari lokasi untuk membeli kebutuhan pembangunan. Sore itu juga bahan bangunan yang dibutuhkan dikirim ke lokasi rumah Nek Saki.

“Sayang pembangunan tidak bisa dimulai besok atau Jumat, karena menurut Nek Saki, Pamali membangun di Hari Larangan. Kepercayaan Nek Saki, tidak boleh membangun dan melakukan perjalanan di hari Jumat,” ungkap Ahmad Yani seperti ditirukan dari Nek Saki.

Di hari Sabtu, pembangunan pun dimulai. Pembangunan pun cepat berjalan, karena pondasi rumah sudah ada. Pondasi tersebut merupakan bantuan warga setempat.

“Kami sudah hampir dua tahun menghimpun dana membantu Nek Saki, cuma pondasi yang bisa kami dirikan. Alhamdulillah sekarang ada bantuan sehingga dapat mendirikan rumah untuk Nek Saki,” terang salah seorang warga kepada KBK.

Pembangunan rumah Nek Saki dilakukan secara gotong royong oleh warga. Bangunan menggunakan hebel, dalam satu hari pengerjaan hebel sudah naik sampai ke atas dan juga sudah dipasang kusen pintu dan jendela.

Pengerjaan rumah ini dilakukan selama 4 hari secara gotong royong. Seberapapun sudahnya dalam 5 hari, Nek Saki bersama anaknya Sakam (48) yang menderita tunanetra sudah dapat meninggalkan kandang ayam dan tinggal di rumah yang layak huni meskipun belum selesai seluruhnya.

Nenek Saki adalah sosok wanita dan ibu yang tangguh, di usia senja ia masih harus mengurus anaknya Sakam (48 Tahun) yang mengalami kebutaan sejak kecil.

Dengan sisa tenaga yang dimiliki, Nek Saki terus bekerja keras sekedar untuk makan, ia membuat sapu lidi dari lidi daun kelapa kemudian ia jual kepada orang sekitar.

Meski memiliki banyak keterbatasan, ia masih suka membantu tetangga yang membutuhkan pertolongan, sikap inilah yang mendorong masyarakat tak segan membantu mereka jika kekurangan makanan.

Namun nasib buruk menimpa ibu dua orang anak ini setahun setengah tahun yang lalu, rumahnya ambruk disapu angin pada musim hujan, musibah ini hanya menyisakan pondasi rumah. Karena sudah tidak punya rumah, ia pindah ke rumah anak keduanya, Tawil.

Namun kondisi rumah Tawil juga memprihatinkan. Rumah itu tidak ada kamar apalagi ruang tamu, semua menjadi satu antara dapur, tempat tidur. Dan Nek Saki sendiri kebagian tinggal bersama ternak.

Tokoh Cibungur Ahmad Yani, yang bersama LPM beberapa bulan lalu, menyaksikan rumah itu ikut prihatin. “Ibu Saki ini kehidupanya sangat memperihatinkan sudah tua dan harus mengurus anaknya yang tuna netra,” ungkap Ahmad Yani.

Dengan kondisinya, Ibu Saki hanya bisa pasrah dan tiada berhenti berdoa, “Mudah-mudahan Gusti Allah ngebantu Ema,” doanya lirihnya sambil tangan tua keriput ini mengambil kayu bakar untuk dijadikan bahan bakar masak.

Nek Saki bersama, Ahmad Yani, Relawan, yang membantu Nek Saki menghubungi LPM Dompet Dhuafa mencari donasi buat mendirikan rumahnya. Foto: ist

Kini ceritanya menjadi beda, karena berkah bantuan orang baik melalui Kitabisa, KBK dan LPM Dompet Dhuafa, Nek Saki sudah memiliki rumah yang layak. Setidaknya Nek Saki tidak lagi kehujanan ketika hujan karena atap kandang yang bocor dan menghirup udara yang tidak enak dari kotoran ayam yang tidur bersebelahan dengannya.

“Trimakasih para donatur, semoga Allah SWT melimpahkan berkah atas bantuan yang diberikan kepada kami,” ungkap Nek Saki dengan bahasa daerah yang kemudian diterjemahkan Ahmad Yani kepada KBK.

 

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.