29/03/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Direktur DMC : Untuk Respon Erupsi Gunung Agung, DD Joint Need Assessment dengan HFI

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

JAKARTA – Dompet Dhuafa bersama Anggota Humanitarian Forum Indonesia (HFI) lainnya tengah bersiap melakukan joint need assessment (penilaian kebutuhan secara bersama) terhadap masyarakat terdampak erupsinya Gunung Agung di Bali, khususnya bagi masyarakat yang telah mengungsi.

Hal itu disampaikan Direktur Disaster Management Center (DMC), Syamsul Ardiansyah kepada KBK, Selasa (26/9/2017).

Dikatakan Syamsul, joint need assessment akan menjadi masukan utama untuk perumusan strategi intervensi. Hal ini dilakukan bersama-sama agar –khususnya di kalangan HFI– tidak terjadi overlap dalam pelayanan atau pemberian bantuan.

Situasi Gunung Agung, lanjut Syamsul, sejak 19 september lalu, sudah dikeluarkan status peringatan dini yang dinaikkan dari level 3 (waspada) ke level 4 (awas). Naiknya status peringatan dini ini dikarenakan akan adanya kemungkinan erupsi dalam waktu dekat.

Sementara itu, status bencana untuk erupsi Gunung Agung saat ini, tambahnya, masih pada level “siaga darurat”– belum masuk level “tanggap darurat”. Artinya, ancaman bahaya masih belum ada namun diperkirakan akan muncul dalam waktu dekat.

Pada status siaga darurat, yang dilakukan pemerintah dan semua stakeholder kebencanaan adalah menyiagakan seluruh kapasitas penanganan darurat untuk bisa didayagunakan secara cepat pada saat terjadi keadaan darurat akibat suatu bencana–dalam hal ini erupsi Gunung Agung.

Meskipun akan dilakukan Assessment bersama HFI, namun untuk menghimpun informasi awal dan memantau keadaan di lapangan DMC tetap mengirimkan 4 orang ke lokasi bencana, sejak Jumat (22/9/2017) lalu.

  • 43.000 Mengungsi

http://www.kbknews.id/2017/09/25/terus-bertambah-pengungsi-gunung-agung-capai-12-ribu-lebih/

Jumlah pengungsi Gunung Agung terus bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung tersebut dan berdasarkan data Bidang Humas Satgas Siaga Darurat, hingga Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 18.00 Wita, sudah terdapat 43.036 jiwa pengungsi.

Puluhan pengungsi tersebut berada di daerah Tejakula sebanyak 8.518 jiwa, di Klungkung 11.253 orang, di daerah Sidemen 1.953 jiwa, dan Bebandem 5.223 orang. Kemudian di wilayah Rendang 3.768 jiwa, Manggis 3.400 jiwa, Karangasem 785 orang, dan Bangli 4.690.

Kemudian, ada data tambahan warga yang mengungsi secara pribadi sebanyak 3.446 orang sehingga secara keseluruhan berjumlah 43.036 jiwa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi Gunung Agung sering berubah.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.