08/05/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Senang Praktik di Medan Bencana

3 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Senang rasanya bila selalu merasakan suasana baru dan mengatur sesuatu yang kacau menjadi lebih teratur dan rapi (dr. Ochi)

Matahari sangat terik di lokasi pengungsian Muslim Rohingya di Thangkhali Cox’s Bazar, Bangladesh. Antrian membanjiri tenda kesehatan milik Indonesia Humanitarian Alliance (IHA), Rabu (27/09/2017). Pasien yang antre terlihat payah. Beberapa di antaranya terbatuk-batuk, memegang perut seraya menahan nyeri.

Dari beberapa tenaga medis yang bertugas, terlihat seorang dokter perempuan berjilbab dan berompi Hitam dengan logo Dompet Dhuafa dan IHA. Ia sangat cekatan melayani ibu-ibu dan balita pengungsi muslim Rohingya.

Ia adalah dr. Rosita Rivai, akrabnya dipanggil dr. Ochi. Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan 2002 ini sangat terenyuh melihat kondisi pengungsi Rohingya terutama ibu-ibu hamil dan menyusui.

“Bukan apa-apa, karena situasi tempat mengungsi yang tidak bersahabat; tenda terbuat dari plastik yang bila hujan tiba tetap tidak bisa melindungi penghuninya. Banjir dan berlumpur juga menjadi bagian penderitaan lain. Belum lagi perjuangan untuk sampai ke lokasi sekarang, lari di bawah berondongan peluru tentara Myanmar selama berhari-hari, melewati hutan, sawah dan tanpa makanan,” kisah dr. Ochi.

Melihat kondisi dan mendengar cerita pengungsi tersebut, dr. Ochi mengaku benar-benar menjadi sentimentil. Dengan perasaan penuh iba ia berusaha memberikan layanan maksimal penuh cinta kepada para pengungsi tersebut.

Sebelum datang langsung ke Bangladesh untuk aksi kemanusiaan ini, dr. Ochi sudah mendengar kabar dari tim pertama Dompet Dhuafa yang dikirim ke Bangladesh tentang penderitaan para pengungsi. Namun setelah melihat langsung, justru ia merasa lebih pilu dan prihatin.

“Status kesehatan mereka cukup menyedihkan, status malnutrisi pada anak dan penyebaran penyakit menghantui pengungsi. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena ke depannya hal ini akan menjadi masalah sangat serius,” ungkapnya.

Sebagai perempuan yang juga seorang isteri dan ibu dari anak-anaknya, ia tidak terbebani untuk datang langsung ke Bangladesh dan bergabung dengan tim darurat kesehatan IHA. Suaminya sudah memahami tugas istrinya sebagai dokter, pun anak-anaknya.

“Sejak lajang dulu saya memang bekerja sebagai dokter untuk urusan kebencanaan ataupun penanganan korban massal di dunia kesehatan. Setelah berkeluarga suami dan keluarga turut mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang saya lakukan,” ungkapnya.

Karena sudah mendapat dukungan, ia semakin mantap untuk ditugaskan ke kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, meskipun harus meninggalkan keluarga di tanah air, selama berhari-hari. dr. Ochi sangat ingin membantu para pengungsi Rohingya terutama dibidang kesehatan dan pendidikan.

“Untuk saat ini kebutuhan dasar pengungsi yang belum terpenuhi adalah kesehatan dan pendidikan,” terang dr. Ochi, menyebutkan motivasinya mau menjadi Tim Darurat Kesehatan yang dikirim Dompet Dhuafa bergabung dalam aksi IHA di Bangladesh.

Kesan pertama dr. Ochi melihat hamparan tenda pengungsi dan antrian mereka untuk mendapatkan pangan dan kesehatan adalah; “Mereka memang membutuhkan bantuan kita, tapi jangan hanya bersifat charity tapi juga hendaknya memikirkan nasib mereka ke depannya bagaimana,” tutur dr. Ochi kepada Swara Cinta.

dr. Ochi bergabung dengan Dompet Dhuafa sejak Mei 2017 sebagai General Manager (GM) Kesehatan dan Pendidikan. Selain itu ia juga menjabat Wakil Sekjend Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari tahun 2015 sampai sekarang. Di sela kesibukan sebagai dokter ia masih menyempatkan diri mengurus Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi sejak 2010 higga sekarang.

Dalam blog pribadinya dokterochi.blogspot.co.id, ia menulis, “Saya seorang dokter mungkin yang lebih senang berpraktik di lapangan daripada di klinik or di RS.  Senang rasanya bila selalu merasakan suasana baru dan mengatur sesuatu yang kacau menjadi lebih teratur dan rapi, oleh karenanya saya lebih banyak terlibat di dalam dunia kebencanaan.” – Maifil Eka Putra

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.