29/03/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Tak Kenal Hujan dan Luka, Atlet Selam DKI Latihan Harga Mati

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Gyongyos – Tidak ada kamus mengenal hujan, panas, luka ataupun lelah. Bagi atlet selam POSSI DKI Jakarta yang sedang berlatih di Gyongyos, Hungaria, semua rintangan itu harus dibabat. Latihan keras sebagaimana program yang ditentukan pelatih Anras Veress adalah harga mati.

Lima atlet selam POSSI DKI Jakarta: Andit, Alex, Richard, Rara dan Aulia , siang itu, Senin 8 September 2019, tampak meninggalkan penginapan menuju kolam berjaket tebal. Selang beberapa menit kemudian, langkah mereka sedikit tertahan lantaran air langit mengguyurnya. Apakah mereka berhenti bergerak? Tidak sama sekali.

Kelima atlet tersebut, satu orang lagi Daveena harus kembali berlatih ke Jerman setelah bergabung dengan rekannya di Gyongyos,  justru mempercepat gerakannya, berlari kecil hingga tiba ke kolam sesuai jadwal yang ditetapkan pelatih.

Setelah sampai di “medan tempur”,  andalan POSSI DKI Jakarta mengeduk pundi-pundi emas di PON XX/2020 Papua itu bergegas ganti pakaian renang untuk nyemplung di kolam. “Kami terpaksa berlatih di kolam indoor bersuhu hangat, jika berenang di kolam outdoor aduuuhhh dingin banget,” kata Richard penyumbang medali perunggu untuk POSSI DKI Jakarta pada PON XIX/2016 Jawa Barat.

Pernyataan Richard dibenarkan oleh Alexander Damanik. Remaja 18 tahun yang perkasa di nomor 200 meter kolam, serta 3.000 meter dan 6.000 di laut perairan terbuka ini menambahkan, “Udara kali ini dingin sekali, apalagi ditambah hujan terus menerus. Tetapi kami tetap harus berlatih, tidak ada kamus istirahat kecuali ditentukan oleh pelatih,” tegasnya.

Setali tiga uang dengan dua rekannya. Aulia, gadis yang duduk di kelas 11 SMA ini mengaku kelelahan dengan program pelatih. “Tetapi itu tidak masalah, semua bisa diatasi. Saya tetap berlatih keras demi menyabet emas di PON mendatang. Hujan atau hawa dingin di Gyongyos bukan halangan bagi kami,” ucapnya

Pelatih Anras mengaku mempersiapkan para atlet selam POSSI DKI Jakarta sebaik mungkin terutama untuk menghadapi Pra PON di Jawa Timur, Oktober, kendati waktunya sangat singkat, 40 hari. Menurutnya, masa 40 hari terlalu cepat untuk mencapai prestasi maksimal.

“Namun saya akan tetap menyesuaikan program dengan waktu yang diberikan kepada saya,” ujarnya. “Kendati demikian, saya senang para atlet sangat cepat dapat menyesuaikan dengan program yang saya tentukan. Itu poin menggembirakan,” imbuhnya.

Anras mengatakan, waktu yang paling ideal untuk mempersiapkan atlet adalah lima hingga enam bulan. Sebab dengan waktu yang agak lapang tersebut dia bisa membuat program sesempurna mungkin. “Dengan waktu yang panjang, saya akan memperbaiki teknik mereka sekaligus meningkatkan endurance para atlet,” tuturnya.

Richard, Andit, Alex, Rara dan Aulia mengakui bahwa program yang dijalankan pelatih Anras sangat padat dan ketat. Subuh tadi, Selasa 10 September 2019, mereka bergegas menuju kolam renang dalam suasana masih gelap untuk melahap program latihan pagi. Mereka satu per satu meninggalkan penginapan membawa perlengkapan renang, sementara Richard harus membungkus pungggung kakinya dulu akibat luka terkena fins dengan plester. “Biar tak kian parah!” (choi)

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.