29/03/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Belum Diberi Nama, Bayi Tiga Hari Meninggal Akibat Asap

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Pekanbaru – Bayi laki-laki yang baru berusia tiga hari, meninggal dunia diduga disebabkan tak kuat terhirup kabut asap dari karhutla. Bayi yang lahir dari pasangan Evar Warisman Zendrato dan Lasmayani Zega tersebut sempat mengalami sesak nafas dan demam tinggi sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (18/9/2019) malam.

Bayi dari pasangan suami istri, warga jalan lintas timur Km.17 RT 02 RW04, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru tersebut merupakan anak pertama mereka.

Dikatakan Evar Warisman, anak mereka lahir pada Senin (16/9/2019) sore sekitar pukul 16.50 WIB di salah satu klinik di jalan lintas timur. Dan pada saat itu kondisi bayi dalam keadaan sehat dan begitu juga dengan ibu bayi.

Keesokan harinya, pada Selasa pagi mereka pulang ke rumah dari klinik. Pada saat itu kondisi bayi masih baik dan sehat.

“Kondisi bayi mulai berubah pada Selasa malam. Mulai batuk -batuk dan pilek,” kata Evar ayah bayi, Kamis (19/9/2019).

Ia mengatakan, bayinya batuk dan flu disertai dengan suhu badan yang panas. Selain itu sesekali terlihat bayi kesulitan bernafas, tampak sesak nafas.

Pada keesokan harinya Rabu pagi, Eva meminta bidan di klinik di mana istrinya melahirkan, untuk datang ke rumah mengecek kondisi dan kesehatan bayi.

Dari pemeriksaan bidan tersebut, suhu badan bayi cukup tinggi, mencapai 40 derajat celcius. Dan diberikan obat penurun demam dan obat batuk, flu, dan obat lainnya. Usai diberikan obat kondisi bayi kembali membaik dan pulih.

“Kondisi bayi kembali memburuk malam harinya. Saat saya makan, kata istri saya ‘adek keliatan pucat, Bang. Dan mulai menghitam,” tutur evan menjelaskan kronologis kejadiannya sambil menahan isak di hadapan jasad bayinya.

Karena kondisi bayi tampak pucat, batuk dan sesak nafas membuat Evar panik. Ia lalu mencoba menelpon bidan. Saat bidan datang kembali diperiksa, suhu badan bayi kembali meningkat menjadi 41 derajat celcius.

Melihat kondisi bayi yang cukup serius, akhirnya bidan klinik merujuk ke Rumah Sakit Syafira di Jalan Jenderal Sudirman.

“Dalam perjalanan menuju rumah sakit, sampai di jalan pesantren, adek (bayi) udah gak ada lagi (neninggal-red). Tapi kita tetap berusaha, terus melanjutkan ke rumah sakit,” terang Evar.

Namun sayang, sesampainya di rumah sakit, dokter pun tidak dapat menangani bayi malang tersebut. Nyawa bayi yang belum sempat diberi nama itu tidak dapat tertolong lagi.

“Kata dokter penyebab meninggalnya karena virus yang disebabkan oleh kabut asap. Sesak nafas yang timbul karena kabut asap,” tegas Evar.

Pantauan di rumah duka tepat di belakang gudang barang bekas (karton) Km.17 lintas timur, pada Kamis pagi, para pelayat mulai berdatangan.

Orang tua bayi, Evar dan Lasmayani tampak meratapi kepergian anak pertama mereka. Sesekali tutup kain yang menyelimuti jasad bayi dibuka Eva untuk melihat wajah anak tercintanya. Ia masih belum percaya, anak pertamanya itu telah tiada.

Bayi yang lahir dengan berat badan 2,8 kilogram dan panjang 29 sentimeter tersebut akan dikebumikan di TPU Binjai Kecamatan Tenayan Raya.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.