Trilogi Baduy Muslim

Beberapa waktu lalu, Tim Media Club Indonesia (MCI) melalukan perjalanan ke wilayah Baduy. Khususnya ke Kampung Baduy Muslim di Desa Kompol. Kami berangkat selepas Maghrib pada hari Sabtu, dan sampai lokasi sekitar jam 12 malam. Ikuti trilogi dokumenter singkat kami, mengenai kehidupan di Kampung Baduy Muslim.

Bagian 1 – Samin si Baduy Muslim
Baduy Muslim menjalani kehidupan harmonis dengan suku Baduy Adat di desa Cepak Buah, Baduy Kompol, Desa Sangkanwangi, Leuwi Damar, Lebak, Banten. Baduy Muslim dikenal sebagai Baduy Muallaf karena dahulunya mereka adalah bagian dari Suku Baduy Adat.

Hidayah yang menyebabkan suku Baduy Adat hijrah menjalani kehidupan baru. Aktivitas dakwah di sana melahirkan 500 KK Muslim. Meski demikian, para muallaf ini tidak melupakan asal usul mereka, dan karenanya mereka tetap bergaul dan berinteraksi dengan warga Baduy Adat. Suku Baduy memegang teguh nilai keluhuran nenek moyang mereka yakni, semangat gotong royong, kerukunan dan saling menghormati.

Bagian 2 – Dai Tangguh di Desa Baduy
Sebagai dai, Muhammad Kasja membina sekitar 500 kepala keluarga muallaf di wilayahnya. Dia dibantu relawan, mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok dakwah.

Pilihan menjadi dai di daerah terpencil tentunya bukan hal mudah. Pengabdian di desa Baduy menjadi komitmen kuat agar bisa menyebarkan agama rahmatan lil ‘alamin.

Pembinaan terhadap baduy muallaf terus dilakukan agar mereka mendapat perhatian, khususnya dari lembaga-lembaga dakwah yang sering memberi bantuan kepada mereka. Pembinaan dilakukan secara terukur dan berkesinambungan, disesuaikan dengan tingkat pemahaman keagamaan warga.

Baduy muallaf pun kian memperhatikan keilmuan mereka, dengan begitu pemahaman tentang islam akan terjaga. Ustadz yang diterjunkan ke wilayah ini pun membutuhkan stamina yang yang kuat, karena tantangan dakwah yang kian berat.

Bagian 3 – Menapak Masa Depan
Perumahan Baduy Muallaf masih dalam proses pembangunan di desa Ciater, Lebak, Banten. Di perumahan ini, baduy yang telah memeluk Islam menjalani kehidupan yang harmonis dan ditempa menjadi muslim yang paripurna.

Pembangunan masih terus berlanjut dan membutuhkan bantuan para dermawan. Berbagai lembaga dakwah bahu membahu mendirikan rumah demi kelangsungan hidup baduy muallaf.