04/05/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Puluhan Orang Tua dengan Anak Difabel Dilatih Jadi Terapis Totok Punggung

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

BINTARO – Puluhan anak-anak difabel berkumpul di rumah Bu Trusti Mulyono yang akrab dipanggil Eyang, Kamis (1/6/2017) di Griya Torina, Bintaro. Ia adalah pembina Narindra Krida (Lembaga Penyantunan Anak dengan Kecacatan).

“Kita menyantuni anak-anak difabel yang ada di rumahnya, tidak kita kumpulkan di sebuah panti, jadi usaha ini agak lebih berat ketimbang mengurus di Panti. Untuk membantu anak-anak difabel yang juga dhuafa di rumahnya, kita tidak hanya fokus kepada anaknya, tapi juga kepada keluarganya,” ungkap Eyang.

Dilanjutkan Eyang, biasanya kita memberi santunan langsung diserahkan ke rumah anak-anak tersebut. Namun kali ini berbeda, mereka dikumpulkan bersama di rumah Narindra Krida itu.

Di sini orang tua dari anak-anak itu mendapat wejangan cara merawat anak difabel dan memberikan terapi Totok Punggung sebagai langkah fisioterapi untuk anak-anak tersebut. Pelatihan Totok Punggung langsung diberikan oleh pakarnya, Ustad Abdurrahman.

“Anak-anak difabel tersebut didatangkan dari berbagai penjuru Jabodetabek dan Banten. Mereka kita siapkan angkutan untuk bolak-balik, ada yang pakai metromini, minibus dan ada yang datang sendiri kemudian kita ganti ongkos jalannya,” ucap Eyang Trusti.

Sampai saat ini Narindra Krida merawat 116 orang anak di Jakarta dan di Banten 192 orang. Bantuan rutin yang diberikan kepada anak-anak ini adalah pampers, susu, beras dan juga kursi roda khusus untuk anak difabel. Mereka rata-rata kelainan pusat syaraf (cerebral palsy), gangguan ini menyebabkan anak-anak lumpuh dan terganggu pertumbuhan.

Menurut Ustad Abdurrahman, dengan terapi Totok Punggung, insya Allah sangat membantu untuk perawatan anak-anak yang mengalami gangguan cerebral palsy ini. Pertama, orang tua akan bisa mandiri melakukan di rumah tidak harus bolak-balik ke ahli fisioterapi. Kedua, tentu efisien karena tidak harus mengeluarkan uang untuk biaya terapi. Ketiga, dapat dilakukan kapan saja.

“Dengan demikian perbaikan demi perbaikan perkembangan anak akan lebih cepat dari pada fisio terapi yang dilakukan hanya beberapa kali dalam sebulan, ” kata Abdurrahman.

Di kesempatan itu, Ustad Abdurrahman dengan 25 relawan terapis Totok Punggung memberikan contoh kepada orang tua anak-anak untuk merawat anak-anak difabel dengan cara Totok Punggung. Ba’da Zuhur orang tua anak-anak langsung mempraktikkan Terapi Totok Punggung kepada anaknya dengan bimbingan para terapis.

Meskipun di tengah puasa, orang tua sangat bersemangat mengikuti pelatihan, mereka bersemangat dan berharap ada kesehatan untuk anak-anaknya.

Seperti yang disampaikan Ahmad Jaya, 46 tahun yang datang dari Curug, Tangerang. Ia sangat senang dengan pelatihan ini, karena selama ini ia sudah ke sana- ke sini membawa anak keduanya Siti Nuraifah yang dari lahir mengalami gangguan cerebral palsy itu.

” Saya ingin anak saya tumbuh normal makanya saya selalu usahakan untuk mengobatinya ke manapun,” kata Ahmad.

Ia mengaku mendapat ilmu yang bermanfaat kali ini, selain itu menimbulkan harapan dan semangat untuk kesembuhan anaknya.

Untuk anak-anak dan orang tuanya, sebelum pulang ke tempat masing-masing diberikan bingkisan oleh pihak Narindra Krida untuk berbuka puasa.

Di awal pembukaan kegiatan ini juga hadir Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa Parni Hadi. Ia memberikan dukungan kepada Bu Trusti Mulyono dan lembaga Narindra Krida karena telah berbuat yang luar biasa untuk kaum dhuafa yang difabel.

Para relawan terapis Totok Punggung

 

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.