15/05/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Lebaran di Pulau Meranti : Agungkan Nama Allah SWT dalam Indahnya Toleransi

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

MERANTI – Dimulai sesudah Isya sekitar pukul 09.00 Wib sampai pukul 11 malam, ratusan warga Desa Tebun, Kecamatan Rangsang Pesisir, Pulau Meranti, Riau melaksanakan pawai takbiran keliling, Sabtu (24/6/2017).

Pawai sangat meriah, dihiasi kelap-kelip obor membuat Pulau Meranti menjadi bersinar seketika. Cahaya obor terlihat dari kejauhan seperti cahaya bintang yang jatuh dari langit dan berkelap-kelip menghiasi bumi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, takbir bergema memecah kesunyian pulau tersebut. Lebih dari 2 km berkeliling dengan jalan kaki, penduduk antusias melaksanakan takbiran dan mengagungkan Sang Pencipta, Allah Swt.

Di kawasan itu, rumah penduduk yang masih terlihat jarang dan berjarak dengan rumah lainnya, mendadak ramai di sepanjang jalan desa yang masih terbuat dari tanah itu. Rumah-rumah penduduk dihiasi obor-obor, karena memang listrik belum masuk ke desa tersebut.

Ada beberapa rumah yang menggunakan listrik secara mandiri menggunakan diesel, itupun terbatas tergantung ada tidaknya bahan bakar solar yang hanya bisa didapat di pulau Selat Panjang lebih kurang 3 jam perjalanan dengan perahu motor ke sana. Jadi hanya untuk mencari bbm dan kebutuhan lain ke Selat Panjang masyarakat Desa Tebun dan Sokop membutuhkan satu hari perjalanan bolak-balik.

“Namun tidak semua orang di sini yang memiliki diesel,” ungkap Aheng, Ketua Adat di dusun tersebut.

Pulau Meranti, khususnya di Desa Tebun dan Sokob, banyak dihuni Suku Akit, suku asli kepulauan tersebut, sebagian besar dari mereka masih beragama nenek moyang. Bagi pemerintah memasukan mereka ke dalam Agama Budha. Sebagian lagi mereka sudah Islam, namun di dalam lebaran ini anak-anak Suku Akid yang beragama Budha pun, turut bergembira ria merayakan lebaran Umat Muslim.

Bahkan mereka juga senang meneriakan takbir seperti yang dilakukan teman-temannya anak-anak muslim. Bagi Aheng, sebagai ketua Adat Suku Akit di dusun tersebut, ketika ditanyakan ulah anak-anak mereka, mengaku tidak apa-apa.

“Kami di sini hidup dalam toleransi, kami senang melihat anak-anak kami senang, ” kata Aheng, yang anak bungsunya sudah masuk Islam dan akan masuk pesantren di Banten.

Begitulah kondisi kegembiraan lebaran Idul Fitri 1438 H di Pulau Meranti khususnya di Desa Tebun, Kecamatan Pulau Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Redovan Jamil, Guru dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, yang bertugas di SDN 12 Lokal Jauh di Desa Sokob, merupakan pengalaman pertama lebaran jauh dari Sijunjung Sumatera Barat kampung halamannya. Meskipun merindukan suasana lebaran kampung halaman, Jamil mengaku senang dengan keakraban dan persaudaraan serta toleransi di wilayah ia bertugas.

“Saya sangat terharu campur bahagia, karena ramadhan ini saya alhamdulillah sukses membimbing anak-anak mualaf melaksanakan berpuasa dan akhirnya mereka merasakan indahnya takbiran dan hari raya penuh kemenangan. Sebuah kenangan dakwah di pedalaman yang tak terlupakan,” pungkas Jamil.

Pagi hari dilaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid An Nur, Desan Tebun dengan khatib Ustad Raja asal Bugis.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.